Azab Allah Saat LGBT Dilegalkan: Fakta Sejarah Kaum Nabi Luth

OnlineNEWS - Viral, keputusan MK akhir-akhir ini mengundang banyak kecaman dari Masyarakat. Pasalnya baru saja lembaga hukum tertinggi "Mahkamah Konstitusi" RI memutuskan menolak uji materi dari pemohon agar LGBT dan perzinaan layak dipidanakan. Masihkah tersisa harapan bagi kita untuk menjadi negeri beradab? Jika legalitas hukum membuka lebar pada tindakan asusila tak beradab ini?

Atas nama kebebasan HAM di bawah sistem demokrasi. Negara melalui MK memberi peluang besar bagi kerusakan generasi. Celakalah suatu negeri sebagaimana celakanya kaum sodom di kota Sodom (dalam fakta sejarah kaum Nabi Luth).

Menyadari berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia seperti bencana Banjir, Gempa yang beberapa hari yang lalu masih terasa sisanya. Namun pelaksana amanah dinegeri ini masih pun belum sadar juga dengan tanda-tanda akan datangnya azab Allah akibat sikapnya menolak untuk memberikan sanksi kepada LGBT dan Perzinaan. 

Disadari atau tidak sistem kapitalis dan demokrasi telah membawa masyarakat cuek dan tidak peduli nasib sesama apalagi negerinya dengan dalih, itu urusan yang atas " petinggi negara". Padahal telah terjadi berbagai kedholiman atas pemangku kebijakan yang mengundang berbagai bencana dan kerusakan dimana-mana. Cukuplah peringatan bagi kita dalam firman-Nya," Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak akan menimpa orang-orang dzolim diantara kamu.  Dan ketahuilah bahwa Alloh sangat keras siksaan-Nya (Qs. Al-Anfal:25).(dikutip dari Yuyun Rumiwati [Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban]).

Kian hari kian nyata berbagai persoalan negeri karena jauhnya dari aturan Allah.  Allah pun mengingatkan lewat sabda nabi," Jika zina dan riba menyebar pada siatu kampung (negeri), maka mereka telah menghalalkan azab untuk dirinya" (HR. Thirmidzi dan Baihaqi). Tidakkah beberapa gempa dan banjir tidak cukup menjadi pengingat bagi kita?

LGBT akan mengakar, menjamur dan segera merusak generasi bangsa ini, kemudian azab Allah akan menimpa negeri ini seperti telah menimpa kaum Nabi Luth.

Fakta Sejarah Kaum Nabi Luth:

Luth adalah salah satu nabi dalam kepercayaan 3 agama besar yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Tetapi di agama Yahudi dan Kristen lebih dikenal dengan nama Lot. Nabi Luth atau Lot menurut Islam merupakan nabi ke-7 setelah nabi Ibrahim AS, nabi Luth adalah nabi yang di utus Allah SWT untuk berdakwah pada kaumnya di negeri Sadum (Sodom) dan Gomorrah (Amora). Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Alquran, nabi Luth masih memiliki ikatan saudara dengan nabi Ibrahim. Lebih tepatnya ia adalah keponakan dari nabi Ibrahim AS. Saat berdakwah kepada kaumnya di kota Sodom, nabi Luth mendapatkan banyak tentangan. Masyarakat di kota Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya. Masyarakat Sodom tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. (Mas Nazar/Kisah-Islam/makintau.com)

Mengenai kisah diazabnya umat Nabi Luth AS terdapat dalam surat Al Anbiya: 74-75, Hud: 82-83, dan Al-Qamar: 33-38. Kisah kehancuran umat Luth AS ini juga diceritakan dalam Perjanjian Lama.

Dengan alasan itulah nabi Luth di utus oleh Allah SWT untuk meluruskan kelakuan serta akhlak umantnya itu. Pada waktu itu, kaum Sodom setiap harinya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT.

Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa sedangkan yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Yang lebih parah lagi, masyarakatnya melakukan penyimpangan seksual dimana hampir seluruh kaum laki-lakinya hanya tertarik kepada sesamanya dan begitu juga kaum wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sodom.

Kelakuan masyarakat Sodom ini diabadikan di dalam Al-Qur'an:

"
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". [QS. Ash-Shu`arā' ayat 165-166]

Berkali-kali nabi Luth menyerukan kepada mereka untuk meninggalkan kebudayaan menyimpang mereka, namun karena sudah terlanjur hancur moral masyarakat disana merekapun tidak mau mendengar perkataan nabi Luth. Hanya sebagian kecil saja yang mau mengikuti ajaran nabi Luth.

Demikianlah Nabi Luth, melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau perorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah dan menyembah-Nya. Diajaknya kaumnya untuk melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.

Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah mendarah daging di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan pikiran mereka dan berlalu begitu saja, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran setan dan iblis. Hingga pada suatu saat, kaumnya merasa kesal dengan nabi Luth yang selalu berdakwah dan mengingatkan mereka. Mereka pun kemudian meminta nabi Luth untuk menghentikan dakwahnya dan mengusir ia beserta keluarganya dan pengikutnya untuk pergi dari kota Sodom.

Nabi Luth merasa bahwa berdakwah kepada mereka yang sudah runtuh akhlaq dan moralnya adalah perbuatan yang sia-sia. Sehingga ia meminta kepada Allah SWT untuk dijatuhkan azab kepada para kaumnya itu. Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum (Sodom).

Dalam Al-Quran surat Adh-Dhariyat Allah SWT berfirman:

"Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),
agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". [QS. Adh-Dhāriyāt ayat 31-34]


Para malaikat tersebut pun sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya. Para malaikat ini kemudian diterima oleh Nabi Luth sebagai tamu di rumahnya dan ketika itu, kota Sodom sudah dalam keadaan malam hari dan penduduknya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.

Nabi Luth kemudian berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu Luth kepada kaum Sodom.
Kaum Sodom mendengan berita itu, kemudian mendatangi rumah Luth beramai-ramai dan berteriaklah mereka memanggil Luth untuk melepaskan anak-anak muda itu, agar diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu.

Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.

Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan membuka pintu rumahnya dengan paksa jika pintu tidak dibuka dengan sukarela. Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:

"Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu jika menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani oleh mereka yang dapat aku mintai pertolongannya. Aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghindarkan gangguan terhadap tamu di rumahku sendiri.".

Mendengar keluh kesah Nabi Luth, lantas pemuda-pemuda itu memberitahu hal yang sebenarnya, bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.

Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus akan nafsu terhadap lelaki itu masuk. Mereka pun menyerbu masuk.

Namun malangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menginjakkan kaki mereka untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu pun. Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau balau berbenturan satu dengan yang lain berteriak-teriak, bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta mendadak.

Para malaikat tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan tersebut bersama keluarga dan pengikutnya, karena telah tiba waktunya azab Allah ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota jangan ada seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.

Nabi Luth keluar dari rumahnya selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.

Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.

Dan begitu Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu.

Allah berfirman:

"Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". [QS. Hud ayat 81]

Getaran tersebut kemudian diikuti gempa bumi yang dahsyat disertai angin yang kencang dan hujan batu yang menghancurkan kota Sadum berserta semua penghuninya. Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut.

Namun, masih ditinggalkan sisa-sisa kehancuran kota tersebut oleh Allah, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui bekas kota Sodom tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pelajaran bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

Kisah nabi Luth ini di ceritakan dalam Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut:

"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan". Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu." [QS. Ash-Shu`arā' ayat 160-173]

"...dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." [QS. Al-A’raaf ayat 80-84].

(Penulis: Mas Nazar/makintau.com/21/07/2017)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar